Ngeri !! 7 Tradisi Mengerikan Asli Nusantara Yang Jarang Diketahui Banyak Orang

Indonesia memiliki ragam budaya dikenal hingga mancanegara, namun dari ratusan tradisi yang besar di Nusantara.Beberapa diantaranya yang mengandalkan nyali kekuatan tubuh dan kelihaian terkait bahaya tinggi yang terkandung di dalamnya. Bukan untuk ditiru oleh sembarang orang tradisi berikut ini memerlukan dedikasi khusus dari para pelaku tradisi dengan persiapan matang dan latihan bertahun-tahun lamanya. Saking seringnya ajang unjuk kekuatan ini bisa membuat anda merinding ngilu jika melihat dampak yang dihasilkannya.


Tari Pojien( Bondowoso )

Tari Pujian Bondowoso menari diatas pucuk bambu tradisi pujian merupakan kesenian asli Bondowoso. Seni tari yang biasanya dilakukan untuk merayakan panen,hitanan serta berbagai kegiatan masyarakat lainnya bukanlah tari biasa. 


Kesenian yang diwariskan turun-temurun ini menampilkan atraksi yang luar biasa lihat saja mereka akan memanjat batang pohon bambu setinggi belasan meter yang ditancap di Tanah Lapang. Selanjutnya penari yang sudah berada di puncaknya ini akan mulai berlenggak-lenggok diiringi musik tradisional, tanpa menggunakan alat pengaman ngerinya penari ini juga bereaksi sampai jungkir balik.


Enggak heran kalau terjadi insiden penari yang jatuh akibat bambu tak bisa menahan beban. Konon tarian yang sudah ada sejak zaman penjajahan juga dilakukan sekaligus sebagai kegiatan mengintai. Penari yang berada di pucuk batang bambu disebut sebagai orang yang bertugas untuk melihat keberadaan musuh atau company pada zaman kemerdekaan.

 

Tradisi Lais ( Garut ) Akrobatik di Atas Tali

Tradisi yang berasal dari kota Garut Kota penghasil dodol ini, masih melestarikan kesenian Nemo merupakan kesenian yang sudah ada sejak zaman Belanda. Lais adalah sebuah pertunjukan kesenian akrobatik seorang pemainnya atau biasa disebut plays akan beraksi diatas seutas tali yang memiliki panjang enam meter yang terbentang dan diikat diantara dua buah bambu setinggi 15 meter, diringi musik kendang pencak, leauge trompet dan dog dog plays akan memanjat bambu iapun lalu berpindah ke tambang sambil menari dan berputar diatas tali tanpa menggunakan alat pengaman. 


Menariknya tradisi lain adalah bentuk pengembangan dari kegiatan sehari-hari dan dahulu kala dilakukan oleh seorang pria bernama laisan di Kampung Nangka pahit, diketahui Pak lain sini sangat pandai dalam memanjat pohon kelapa, juga bisa berpindah dari satu pohon ke pohon lain bermodal ketangkasan dalam bergelantungan di pelepah daun.


Siapa sangka jika kepiawaiannya ini membuat banyak orang terhibur dan menjadi sebuah ke dan hingga hari ini. 


Maccera Manurung ( Enrekang ) ayunan ekstrim Nusantara.

Masyarakat desa pasang kabupaten Enrekang punya pesta adat yang disebut maccera Manurung untuk mengungkapkan rasa syukur terutama atas keberhasilan pertanian. Maceral Manurung sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu dan harus melibatkan pemangku adat setempat.


Sebelum dimulainya prosesi masyarakat Manurung ada beberapa rangkaian acara seperti berdoa. Mappadendang dan tudang sipulung namun ngadoa yang akan kami bahas kali ini Ma doa yang berarti mengayun adalah tradisi Uji Nyali dengan menaiki ayunan ekstrim dan kerap dilombakan. 


Pohon pinang setinggi puluhan meter akan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga kuat menjadi penyangga yang bersumbu rotan, para pemain yang ikut lomba akan dinilai tingkat keberaniannya saat diayunkan dengan ketinggian dan kecepatan yang cukup ngeri. Ngomongnya hanya kaum wanita yang diayun ,Sumatera para lelaki akan berbagi tugas menjadi penarik tali yang akan mengayunkan.


Namun jika dilombakan maka siapapun yang masuk kategori orang dewasa bisa mencobanya, dengan panjang tali mencapai 10 m seperti ini sanggup ke Anda menguji nyali duduk di atasnya.


Pasola ( Sumba ) adu tangkas lempar lembing

Keindahan budaya dan tradisi dari suku Sumba Nusa Tenggara Timur disebut pasola, tradisi Ini adalah sebuah permainan ketangkasan dengan saling lempar lembing yang terbuat dari kayu sambil berada diatas kuda. Tadisi biasanya terlaksana pada bulan Februari atau Maret, demi merayakan musim panen serta mohon pengampunan. 


Dalam pelaksanaannya pasola dimulai dengan upacara adat Nyale. Tradisi ini berlanjut dengan aksi pasol yang berlangsung pada bentangan Padang luas diikuti lebih dari 100 orang Pemuda akan berkuda sambil bersenjatakan tombak tumpul, hingga akhir Penentuan kalah dan menang. Meskipun tumpul permainan ini tidak lepas dari adanya korban, menurut kepercayaan merapu yang merupakan agama lokal suku Sumba, pemuda yang menjadi korban dianggap sedang mendapatkan hukuman dari dewa sangatlah melakukan kesalahan atau dosa. 


Paresean ( Lombok ) Pertarungan Sengit Dua Pria 

Selain keindahan alamnya, Lombok juga punya tradisi menarik. Salah satunya adalah parasean pertarungan antar dua pria bersenjata tongkat rotan dan berperisai kulit kerbau yang tebal. Aksi saling cambuk kental dengan nuansa tarung tradisional, karena diiringi musik yang berasal dari Gom, kendang rincik, simbal, suling ,dan kanjar.


Meski telah melakukan pertarungan sengit dan terluka pria yang terlibat harus saling memeluk dan memaafkan nilai-nilai yang ingin ditunjukkan dalam presean yaitu, kesabaran dan rasa saling menghormati satu sama lain konon pada zaman kerajaan Mataram. Konon dulu Paris yang dilakukan oleh pemuda suku Sasak yang ingin bergabung menjadi prajurit.


Pacu Jawi ( Sumatera Barat ) Adu Pacu Negeri Agraris

Pacu Jawi atau pacu sapi merupakan atraksi budaya dari Sumatera Barat, awalnya pacu Jawi adalah murni hiburan bagi para petani usai masa panen. Dibekali alat bajak pacu yang terbuat dari bambu sebagai alat berpijak sewaktu perlombaan dimulai, sang joki akan mengendalikan sapi dengan memegang ekornya agar bisa berlari kencang.


Tak hanya soal kecepatan, keahlian joki untuk melihat dalam dirasa cipratan lumpur dan mengendalikan arah lari juga diuji. Pemenang pacu Jawi ini tidak ditentukan siapa yang tercepat tetapi yang bisa berpacu lurus di tanah basah. Sepintas pacu Jawi memang mirip dengan karapan sapi di madura, namun karapan sapi dilakukan di tanah datar sebagai arena, sedangkan pacu jawi menggunakan area sawah yang sudah basah.


Selain itu, pacu Jawi bukan dilombakan antara sapi satu dengan lainnya ,joki akan memacu sapi sendirian Konon cara ini dibuat agar tidak terjadi taruhan yang kerap terjadi pada setiap balapan, pantas saja pada company lari ketakutan melihat kemampuan para pemuda kita yang handal mengendalikan binatang seperti ini.


Sampyong ( Majalengka ) Adu Daya Tahan Dari Sabetan 

Kota Majalengka punya tradisi yang sekilas mirip atraksi beladiri yaitu sampyong, diiringi musik tradisional Sunda pemain dalam tradisi sampyong harus beradu ketahanan saat saling pukul betis. Alunan dari pola ketukan musik ini dimaksudkan untuk menentukan kapan Harus memukul dan kapan harus menarik.


Seni tarung berbalut tradisi Ini pertama kali dilakukan oleh anak-anak gembala permainan ini dilakukan untuk mengisi waktu luang ketika mengurus hewan ternak, sehingga wajar jika alat pukul ya pun menggunakan bambu sepanjang 60 cm dan digunakan oleh para gembala dalam mengatur hewan ternaknya. 


Uniknya nama sampyong sendiri merupakan akronim dari bahasa Tionghoa, saat itu banyak pedagang dari negeri tirai bambu yang sedang singgah di Majalengka dan sangat menyukai permainan tradisional ini. Secara tidak sadar para komunitas Tionghoa menyebut kata stam yang artinya 3 dan piong artinya pukulan ketika atraksi dilaksanakan, sayangnya tradisi sampyong semakin tersisihkan sejak tahun 1980-an oleh karena itulah para seniman mulai memadukan sampyong dengan beberapa kesenian lain, seperti Adu Domba serta kuda renggong

Baca Juga
Previous Post Next Post